Antibodi antisperma

Timbulnya antibodi antisperma terjadi saat tubuh tersensitisasi terhadap sperma, menyebabkan respon imun yang akan merusak sperma. Dalam keadaan normal, sperma terlindung dari sistem imun oleh barrier di dalam testis. Pada pria yang memiliki antibodi antisperma, barrier ini rusak, menyebabkan sistem imun menyerang sperma. Karena sperma memiliki permukaan antigen yang unik, kehadirannya mudah terdeteksi oleh sistem imun dan menimbulkan respon imun. Tergantung dimana antibodi terletak, sperma dapat dipengaruhi dengan berbagai cara. Jika antibodi ditemukan di ekor sperma, sperma akan menjadi immobil atau menggumpal bersama. Jika antibodi terletak pada kepala sperma akan menganggu pertemuan dengan sel ovum.
Pada keadaan lain, getah servik wanita dapat juga membentuk antibodi terhadap sperma partnernya. Hal ini dipercaya sebagai penyebab infertilitas yang tidak diketahui sebabnya sebanyak 40%. Penyebab timbulnya antibodi antisperma ada beberapa macam. Semua yang menyebabkan gangguan barier antara sperma dan sistem imun merupakan faktor risiko timbulnya antibodi tersebut. Beberapa penyebab yang umum adalah infeksi, Undescended testis, puntiran testis, trauma testis, biopsi testis, kanker testis, varikokel, Congenital absence of the vas deferns (CAVD). Pria yang melakukan reanastomosis pasca vasektomi sekitar 70% dijumpai antibodi antisperma.

Dari sebuah penelitian dibuktikan bahwa antibodi anti sperma (14 ± 3 and 18 ± 3 kDa) menghambat tahap pembelahan awal tanpa mempengaruhi fertilisasi. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa antigen tersebut berperan terhadap pemacu sinyal pembelahan ekstranuklear pada awal fase pemisahan pada zigot yang terfertilisasi pada mamalia termasuk manusia. Mekanisme yang sesungguhnya bagaimana antibodi pada protein pemacu pembelahan (CS-1) dapat menghambat pembelahan masih belum jelas. Mungkin CS-1 berkaitan dengan jalur tranduksi dalam pembelahan awal oosit (Rajesh, 1992). 

Artikel Terkait: