Minggu, Januari 23, 2011

KANKER ENDOMETRIUM protap HOGI

I.       Pendahuluan
Kanker endometrium di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat merupakan kanker yang terbanyak pada kanker ginekologik. Sekitar 75% dijumpai pada stadium I dimana angka ketahanan hidupnya 75% atau lebih.

1.1  Tumor Primer
Korpus uteri   merupakan 2/3 atas dari uterus dengan batas ostium uteri internum ke kranial.

1.2  Aliran Limfatik
Aliran utama kelenjar limfatik adalah melalui utero-ovarian (infundibulo-pelvikum), parametrium dan presakral, kemudian mengalir ke hypogastrik, iliaka eksterna, iliaka komunis, presakral dan ke KGB paraaorta.

1.3  Metastasis
Metastasis utama kanker endometrium adalah vagina dan paru-paru.

1.4  Klasifikasi
FIGO tahun 1988 merekomendasikan kanker endometrium penentuan stadium dengan mengikuti surgical staging, yang berarti temuan pembedahan harus dikonfirmasikan secara histopatologis yang meliputi grade dan perluasan dari tumor.



II.    Skrining
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2 perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy.  Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan  negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm.
Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.

III.       Manifestasi Klinis
Faktor predisposisi: obesitas, rangsangan estrogen terus menerus, menopause terlambat (> 52 tahun), nulipara, siklus anovulasi, pengobatan tamoxifen, dan hiperplasia endometrium.
Faktor yang melindungi terhadap penyakit ini: pil kontrasepsi, wanita perokok terutama pada wanita gemuk dimana nikotin dianggap mempunyai efek antiestrogen.

IV.  Kriteria Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan biopsi endometrium atau Dilatasi dan Kuretase.
Kedua cara ini mempunyai false negative rate 5-10%. Bila diagnosisnya meragukan dapat dilakukan kuretase bertingkat dengan bimbingan histeroskopi.
Diagnosis dipastikan dengan hasil biopsi / D&K endometrium bertingkat.


Stadium Klinik
Pada tahun 1988 FIGO menetapkan kriteria stadium surgikal.

Stadium surgikal kanker endometrium FIGO

Stadium :
IA (G1, G2, G3)         :  Tumor tebatas pada endometrium
IB (G1, G2,G3)             :     Menginvasi kurang dari setengah miometrium
IC (G1, G2, G3)         :  Menginvasi lebih dari setengah miometrium
IIA (G1, G2, G3)        :  Mengenai kelenjar endoserviks
IIB (G1, G2, G3)       :  Menginvasi stroma serviks
IIIA (G1, G2, G3)      :  Menginvasi ke lapisan serosa dan/atau adneksa dan /atau pemeriksaan sitologi peritoneum positif
IIIB (G1, G2, G3)      :  Metastasis ke vagina
IIIC (G1, G2,G3)       :  Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau para-aorta
IVA (G1, G2,G3)       :  Invasi ke kandung kemih dan/atau mukosa usus.
IVB                             :  Metastasis jauh termasuk ke rongga abdomen dan/atau kelenjar getah bening ingunal.
Keterangan : Kanker endometrium dibagi atas derajat (G) sesuai dengan derajat diferensiasi histologik.
G1 = 5% atau kurang gambaran pertumbuhan padat;
G2 = 6-50% gambaran pertumbuhan padat
G3 = > 50 % gambaran pertumbuhan padat.

Operasi pada Kanker Endometrium
Pasien dengan kanker endometrium diobati dengan tindakan histerektomi saja atau histerektomi dan radiasi pascabedah. Pada stadium dini, dengan diferensiasi baik cukup dilakukan histerektomia totalis dan salpingoooforektomi bilateral. Operasi dilakukan dengan insisi mediana, dilakukan bilasan peritoneum abdomen dan pelvis, eksplorasi dan palpasi kemungkinan metastasis ke organ abdomen, termasuk bagian atas abdomen, histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral, kemudian uterus dibelah untuk melihat kedalaman invasi ke miometrium; bila tidak jelas perlu dilakukan frozen section. Kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta dan omentektomi partialis dilakukan berdasarkan kriteria kelompok risiko tinggi :
a.    Infiltrasi ke miometrium lebih dari setengah ketebalan miometrium
b.    Perluasan ke isthmus/serviks
c.    Perluasan keluar uterus (termasuk adneksa)
d.   Tipe histologik : serosa, sel jernih, skuamosa, atau diferensiasi buruk
e.    Pembesaran kelenjar getah bening pelvis
f.     Histologik derajat 3 adenokarsinoma.

Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila mencurigakan, bilasan peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.

V.  Diagnosis Differensial
-          Tumor jinak ovarium
-          Tumor korpus uteri.

VI.  Pemeriksaan Penunjang
      Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
1.  Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
2.  Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
3.  Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal ginjal, elektrolit.

VII.  Konsultasi
Konsultan Ginekologi Onkologi
Konsultan Radioterapi.

I.               Terapi
Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingoooforektomi bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila mencurigakan, bilasan peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis), biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi.
Pengangkatan tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.

Radioterapi
Radiasi pelvik dan brakhiterapi vagina (adjuvant) pascabedah.
Pasien dengan risiko rendah (stadium IA, derajat 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi :
a.   Pasien stadium IB, IC, IIA dan IIB; derajat 3 pada setiap stadium
b.   Pasien dengan stadium III dan IV (metastasis jauh) mendapat radiasi secara individual, tergantung letak metastasis dan adjuvant Cisplatin dan Doxorubicin (protokol penelitian). Perluasan radiasi para-aorta diberikan bila:
(1) Kelenjar getah bening para-aorta positif
(2) Metastasis luas di daerah adneksa
(3) Infiltrasi 1/3 bagian luar miometrium disertai histologik derajat 2 atau 3.

Kemoterapi
1. Kemoterapi. Diberikan pada pasien dengan kanker endometrium residif.
Jenis kemoterapi yang dipilih adalah Cisplatin dan Doxorubicin
2.      Hormon. Tumor dengan reseptor estrogen atau reseptor progesterone :
a.       Depo-Provera, 400 mg/IM/minggu
b.      Tablet Provera 4 x 200 mg/hari
c.       Megestrol asetat (Megace) 4 x 800 mg/oral/hari.

 Bagan-bagan Penanganan Kanker Endometrium







*) Pemilihan terapi hormonal + kemoterapi dilakukan secara acak


*) Pemilihan terapi hormonal + kemoterapi atau kemoterapi saja dilakukan secara acak.

X.  Pengamatan Lanjut


Pengamatan lanjut (follow-up) dilaksanakan 2 bulan sekali pada 2 tahun pertama; selanjutnya 6 bulan pada 3 tahun berikutnya. Setelah 5 tahun, pemeriksaan dilaksanakan 5 tahun sekali.
Pemeriksaan terutama ditujukan pada kelenjar getah bening pelvis. Juga diperhatikan timbulnya massa dipelvis, perdarahan pervaginam, dan gangguan respirasi.
Pemeriksaan penanda tumor tidak ada yang spesifik, tetapi bila CA-125 meningkat, pemeriksaan ini dapat diulang untuk pengamatan lanjut.
Pemeriksaan radiologik (termasuk CT-scan/MRI) dilakukan bila ada indikasi.


 Daftar Pustaka
1.      Berek JS, Hacker NF, eds. Practical gynecologic oncology. 2d ed. Baltimore: Williams & Wilkins, 1994:285-326.
2.      Ferenczy RJ, Gelfand M. The biologic significance of cytologic atypia in progestogen-treated endometrial      hyperplasia. Am J Obstet Gynecol 1989; 160: 126-31.
3.      Martin-Hirsch P, Reynolds K. Endometrial cancer. In Shafi MI, Luesley DM, Jordan JA. Eds. Handbook of gynaecological oncology. London : Churchil‑Livingstone,2001; 215-230.
4.      Crowder S, Santoso JT. Epithelial uterine cancer. In Santoso JT, Coleman RL. eds. Handbook of gyn.oncology. New York: McGraw-Hill, 2001:33-44.
5.      Thigpen JT, Brady MF, Alvarez RD, Adelson MD, Homesley HD, Manetta A, Soper JT, Given FT.Oral medroxyprogesterone acetate in the treatment of advanved or recurrent endometrial carcinoma. :A dose response study by the gynecologic oncology group. J.Clin.Oncol. 17:1739,1999.
6.      Lentz SS, Brady MF, Major FJ, Reid GC, Soper JT. High-dose megestrol acetate in advanced or recurrent endometrial carcinoma: Gynecologic group study. J Clin Oncol. 14:357,1996.




Related Articles:
Kanker Tuba protap HOGI
Kanker Ovarium protap HOGI
Kanker Servik protap HOGI
Kanker Vagina protap HOGI
Penyakit Trofoblas Ganas protap HOGI







Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...