Imunisasi lengkap adalah penting untuk menghindari bermacam jenis penyakit. Imunisasi yang penting dan harus diberikan pada ibu hamil adalah tetanus toksoid. Pemberian tetanus toksoid ini adalah untuk membebaskan Indonesia dari penyakit tetanus neonatarum, sehingga tetanus neonatarum tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi pada tahun 2005. Pada tahun 1999 cakupan imunisasi TT1 pada ibu hamil adalah 92,8% sedangkan imunisasi TT2 sebesar 86,6%. Keadaan ini menurun pada tahun 2000, yaitu TT1 sebesar 72,88% dan TT2 sebesar 58,12%. (Data dari Profil Kesehatan Dati II thun 2001).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan oleh antigen yang serupa, tidak akan terjadi penyakit. Pada imunisasi terhadap ibu hamil diberikan tetanus toksoid yang merupakan toksin (antigen) dari kuman Tujuan pemberian imunisasi adalah secara epidemiologis untuk menurunkan insiden tetanus neonatarum menjadi 1 per 10.000 kelahiran hidup. Selain itu ia juga menekan angka kematian tetanus neonatarum menjadi separuh dari CFR (case fatality rate) sebelumnya, dengan jalan menemukan kasus dan mencari faktor risiko. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan risiko yaitu meliputi status imunisasi tetanus toksoid ibu hamil dan pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat. Selain pemberian tetanus toksoid, ibu hamil juga diberi imunisasi hepatitis B, tetapi pemberian hepatitis B ini adalah hanya untuk ibu-ibu hamil yang beresiko tinggi terhadap hepatitis B. Ibu-ibu hamil yang beresiko tinggi terhadap pneumonia atau influenza diberikan juga vaksin influenza.
Di Indonesia imunisasi pada ibu hamil hampir seluruhnya berupa pemberian tetanus toksoid. Kenyatan ini memang terjadi kerana penyakit tetanus pada neonatus jumlahnya sangat besar disamping faktor sosioekonomi yang masih rendah sehingga tidak dimungkinkan untuk melaksanakannya imunisasi secara lengkap. Pada penyakit tetanus neonatarum, C. tetani masuk kedalam tubuh manusia melalui daerah luka dalam bentuk spora. Penyakit ini timbul jika spora-spora tersebut berkembang menjadi organisme berbentuk vegetatif yang hanya akan menghasilkan tetanospasmin pada keadaan penurunan potensial oksigen. Pencemaran tali pusat adalah sumber infeksi tersering pada neonatus. Ini terjadi sewaktu dilakukan pemotongan tali pusat dengan mengunakan pisau yang tidak bersih disertai dengan perawatan luka pemotongan yang tidak steril. Tetanospasmin dapat mencapai susunan saraf pusat melalui penyerapan pada sambungan mioneural (myoneural junctions) yang diikuti migrasi melalui ruangan jaringan perineural (perineural tissue spaces) sususan saraf atau melalui pemindahan limfosit ke dalam darah dan selanjutnya ke susunan saraf pusat. Tetanospasmin bekerja pada motor end plate otot skeletal, medula spinalis, otak dan susunan saraf simpatis. Toksin yang dihasilkan tersebut menimbulkan gangguan transmisi neuromuskuler dengan menghambat pelepasan asetilkolin dari terminal-terminal saraf di otot. Keadaan ini menimbulkan hipertonitas, kekejangan dan serangan kejang dan khas pada bayi adalah kesulitan menyusui, kekakuan tubuh dan spasme. Tetanus toksoid yang dibutuhkan untuk imunisasi adalah sebesar 40 IU dalam setiap dosis tunggal. Sebagaimana toksoid lainnya, pemberian toksoid tetanus memerlukan pemberian berseri untuk menimbulkan dan mempertahankan imunitas. Tidak diperlukan pengulangan dosis bila jadual pemberian ternyata terlambat, sebab sudah terbukti bahawa respon imun yang diperolehi walaupun dengan interval yang panjang adalah sama dengan interval yang pendek. Respon imun atau efikasi vaksin ini cukup baik. Ibu yang mendapatkan toksoid tetanus ternyata memberikan proteksi yang baik terhadap bayi baru lahir terhadap tetanus neonatarum, dan ini diberikan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III. (WHO, 2001).
Tabel Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada ibu hamil.
Dose
|
Administration
|
Protection (approximately)
|
TT 1
|
At first contact during maternal care, or as early as possible during pregnancy
|
None
|
TT 2
|
At least four weeks after TT1
|
1-3 years
|
TT 3
|
At least six months after TT2
|
5 years
|
TT 4
|
At least one year after TT 3 or during subsequent pregnancy
|
10 years
|
TT 5
|
At least one year after TT 4 or during subsequent pregnancy
|
A woman's immunity and her ability to confer short-term immunity to her newborn will last throughout her reproductive life
|
Source: WHO, 2001
|
Dibawah ini jenis imunisasi pada ibu hamil yang dapat diberikan dan yang tidak boleh diberikan.
VACCINE
|
SHOULD BE CONSIDERED IF OTHERWISE INDICATED
|
CONTRAINDICATED DURING PREGNANCY
|
SPECIAL OR ABSENT RECOMMENDATION
| |
R
O U T I N E |
Hepatitis A
| |||
Hepatitis B
| ||||
Influenza
| ||||
Measles*
| ||||
Mumps*
| ||||
Pneumococcal
| ||||
Polio (OPV* & IPV)
| ||||
Rubella*
| ||||
Varicella*
| ||||
T
R A V E L & O T H E R |
BCG*
| |||
Cholera
| ||||
Japanese Encephalitis
| ||||
Meningococcal
| ||||
Plague
| ||||
Rabies
| ||||
Typhoid (Parenteral & Ty21a*)
| ||||
Vaccinia*
| ||||
Yellow Fever*
|
Di indonesia imunisasi pada ibu hamil biasanya hanya berupa pemberian tetanus toksoid. Imunisasi tetanus toksoid diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya tetanus neonatarum. Imunisasi ini dapat menurunkan angka kematian bayi. Tetanus toksoid dapat diberikan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III. (WHO, 2001).
Imunisasi lainnya yang dapat diberikan yaitu imunisasi Hepatitis, Influenza, Meningococcal, dan Rabies. Namun pemberiannya di Indonesia hanya diindikasikan pada keadaan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ranuh I.G.N,Soeyitro.H,Hadinegro S,R,S,Kartasasmita C.Buku Imunisasi Di Indonesia.Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia.Edisi pertama.2001.,hlm 5,59,60,93
2. Behrman RE. Voughan VC.Penyakit Menular. Dalam Buku Nelson: Ilmu Kesehatan Anak.Bagian II. Edisi ke-12. EGC. Jakarta. 1998;122-123.
3. Imunisasi TT pada ibu hamil. Update: 24 Juli 2002. Available from: URL: http:// www.balita-anda.indoglobal.com/
4. Vaksinasi, Penting Menjelang Kehamilan. Available from: URL: http://www. korantempo.com/news/2002/1/16/Gaya%20Hidup/23.html
5. Immunization during Pregnancy. Update: 2003. Available from: URL: http://www. elsevier.com.
6. Goldman RD, Koren MDG. Influenza Vaccination During Pregnancy. Update: Nopember 2002. Available from: URL: http://www.motherisk.com.
7. Anand IS. Immunizations During Pregnancy. Update: 21 September 2002. Available from: URL:http://www.womenhealthcareassociates.com.
8. Guidelines for Vaccinating Pregnant Women. Update: Oktober 1998. Available from: URL:http://www.cdc.gov/nip.
Artikel Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar