Penggunaan USG transvaginal merupakan pilihan utama dalam penilaian awal kemungkinan kehamilan di luar kandungan. Akan tetapi, dengan metode tersebut, kehamilan normal baru dapat dideteksi pada umur 4 minggu. selain itu, sekitar 8-31% wanita yang dicurigai hamil diluar kandungan tidak dapat diketahui dengan cara ini. sehingga diperlukan sebuah metode diagnosis baik bedah maupun biokimia lain untuk mendapatkan diagnosis tepat.
selama ini penilaian biomarker hanya terbatas pada pemeriksaan kadar beta HCG dan progesteron. namun, kedua biomarker diatas tidak memiliki akurasi, kemudahan dan kehandalan untuk menjadi metode diagnosis utama kehamilan di luar kandungan
Baru-baru ini diusulkan pemeriksaan Activin A serum untuk masalah tersebut. Namun apakah pemerikasaan activin A serum bisa digunakan sebagai marker tunggal untuk mendeteksi kehamilan ektopik secara akurat dan lebih cepat bila dibandingkan dengan pemeriksaan USG transvaginal maupun hCG dan progesterone serum?
Ternyata pada wanita yang tidak diketahui lokasi kehamilannya, kadar serum aktivinnya rendah. pengukuran kadar aktivin A dapat membantu mengidentifikasi apakah seorang wanita memiliki kehamilan ektopik atau tidak dengan sensitifitas sen spesifisitas tinggi. temuan tersebut membuka cakrawala baru dalam pendiagnosisan kehamilan di luar kandungan secara biokimiawi sehingga diharapkan intervensi diagnosis lain yang lebih mahal dan invasif dapat dihindari.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar