Senin, Desember 19, 2011

PEMBERIAN SUPLEMEN PADA MASA KEHAMILAN

multivitamin

Morbiditas dan mortalitas maternal terus meningkat tinggi di Negara yang rendah sumber daya, dimana membutuhkan tenaga penolong persalinan dan ketersediaan pelayanan obstetric emergency. Komplikasi persalinan, persalinan dan kelahiran membutuhkan deteksi dan pencegahan yang tepat juga management yang terprogram. Status nutrisi maternal mempengaruhi morbiditas dan mortalitas maternal membutuhkan banyak penelitian, bagaimanapun juga intervensi beberapa nutrisi yang spesifik selama kehamilan menunjukkan hasil yang positif. Beberapa diantaranya termasuk pemberian supplemen kalsium selama kehamilan, dimana diet yang kurang pada populasi mengurangi risiko eklampsia, morbiditas berat dan kematian yang berhubungan dengan gangguan hipertensi pada kehamilan.

 

Pemberian supplement asam folat pada periconceptional memperbaiki status folat maternal dan mengurangi resiko kelahiran bayi dengan neural tube defect. Peningkatan bukti pendukung bahwa penggunaan vitamin pada prenatal termasuk asam folat dapat melindungi dengan baik efek samping kehamilan dan komplikasi .Status folat maternal telah lama di hipotesis berperan dalam solusio plasenta. Pada tahun 1960 dan 1970 beberap hasil studi observasional mendukung bahwa intake asam folat yang rendah atau sirkulasi folat yang rendah meningkatkan resiko solusio plasenta. Beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa penggunaan supplement asam folat d atau multivitamin selama kehamilan dapat mengurangi kejadian komplikasi.

Kelahiran preterm dan hambatan pertumbuhan fetus adalah determinan yang dominan mortalitas dan morbiditas neonatal. Kelahiran bayi preterm atau sangat kecil pertumbuhan mempunyai risisko tertinggi dari disability dan kematian. Nutrisi dipercayai mempunyai peranan penting dalam pathogenesis efek samping kehamilan, termasuk kelahiran preterm dan gangguan pertumbuhan yang dikenal sebagai kecil masa kehamilan (SGA). Beberapa studi melaporkan hubungan antara supplement vitamin dan mineral pada prenatal dan risiko SGA atau lahir preterm. Terdapat hipotesis bahwa penggunaan multivitamin periconceptional yang di hubungkan dengan pengurangan risiko kelahiran preterm dan SGA dan efek yang lebih berat meliputi pathogenesis plasenta.

Suplement Vit A pada satu penelitian di Nepal menunjukkan berkurangnya 40% mortalitas yang berhubungan dengan kehmilan. Pada studi ini kebutaan pada maternal sebagai indikatore dari kekurangan vitamin A, juga terjadi peningkatan 4 kali lipat mortalitas yang berhubungan dengan kehmailan yang disebabkan oleh infeksi, dan suplemen vitamin A menurunkan persalinan yang lama. Mekanisme biologic yang lain pada peranan vitamin A dalam mengurangi mortalitas maternal telah dijelaskan. Bukti dari dua penelitian juga menunjukkan berkurangnya sepsis puerperium diantara wanita yang menggunakan supplement vitamin A selama kehamilan akhir dan periode postpartum. Anemia defisiensi besi selama kehmailan dalam studi observasional berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas maternal dan risiko dapat dikurangi dengan pemberian asam folat-besi prenatal secara adequate, sebuah kebijakan pada beberapa Negara yang sumber daya nya rendah.

III. SUPPORTIVE EVIDENCE

  • Kejadian persalinan pathologis pada kelompok yang mendapatkan supplement mikronutrient lebih tinggi dibandingkan dengan control
  • Risiko perdarahan postpartum dan intrapartum lebih rendah 40% pada group yang menerima asam folat-besi.
  • Tidak ada pengaruh yang kuat dari 4 jenis supplement ( asam folat, asam folat-besi, asam folat-besi-zinc, multiple micronutrient) pada risiko preeclampsia.
  • Infeksi puerperal lebih rendah pada grup yang menerima asam folat-iron, asam folat-iron-zinc, dan supplement multiple mikronutrient.
  • Risiko KPD preterm lebih rendah pada grup yang mendapat multipel mikronutrient di banding control dan supplement lainnya
  • Pada penelitian lain dilaporkan 44% wanita hamil menggunakan asam folat atau supplement mikronutrien, kebanyakan menggunakan supplement selama kehamilan dibanding sebelum dan selama kehamilan dan sebelum kehamilan
  • Suplemen di gunakan secara umum kebanyakan diantara wanita yang lebih tua, dan diantara ibu yang menikah atau hidup bersama suami, paritas yang lebih rendah, wanita yang tidak merokok, dan tidak mempunyai dibetes pregestational atau hipertensi kronik.
  • Solusio Plasenta lebih rendah diantara wanita yang dilaporkan menggunakan asam folat atau multivitamin dibanding mereka yang tidak menggunakan, terutama pada solusio plasenta yang terjadi sebelum 37 minggu umur kehamilan.
  • Penggunaan asam folat atau supplement multivitamin sebelum atau selama kehamilan menurunkan risiko solusio plasenta sebanyak 26%, dan 40% berkurang pada solusio plasenta preterm.
  • Analisis selanjutnya menunjukkan hubungan yang kuat antara penggunaan vitamin dan solusio plasenta pada wanita yang merokok selama kehamilan dibanding mereka yang tidak merokok.
  • Hubungan antara vitamin dan solusio plasenta pada yang merokok dan preeclampsia secara statistic tidak bermakna.
  • Hubungan antara solusio plasenta dan periode intake supplement asam folat atau multivitamin, tidak ada perubahan odds ratio.
  • Analisis regresi menunjukkan bahwa risiko solusio plasenta berkurang dengan adanya penggunaan supplement multivitamin dan asam folat.
  • Pengurangan risiko lebih besar dijumpai pada wanita yang menggunakan kedua-duanya yaitu asam folat dan multivitamin di banding dengan asam folat saja dan multivitamin saja.
  • Penggunaan supplement asam folat dan multivitamin lebih protektif pada solutio yang preterm dibanding solusio aterm, terdapat perbedaan yang bermakana penggunaa vitamin pada solution preterm dan aterm.
  • Pada penelitian yang berhubungan dengan preterm dan SGA, penggunaan multivitamin periconceptional lebih tinggi pada umur kelahiran preterm 34-<37 minggu dibanding dengan kelahiran umur < 34 minggu, juga pada kelompok yang tidak menggunakan multivitamin
  • Pada kelompok yang tidak menggunakan supplement multivitamin periconceptional kejadian kelahiran preterm yang 34-<37 minggu maupun yang < 34 minggu kedua-duanya lebih tinggi dibanding dengan yang menggunakan supplement multivitamin periconceptional.
  • Penggunaan multivitamin pada periconceptional juga lebih tinggi pada precentil 5-10 dibanding dengan precentil < 5, juga pada kelompok yang tidak menggunakan multivitamin.
  • 47 % dari total wanita yang dilaporkan menggunakan multivitamin periconceptional secara teratur.
  • Penggunaan multivitamin periconceptional yang teruatur lebih banyak dari dalam kategori pada wanita yang usianya lebih tua ,pendidikan yang lebih, Index masa tubuh normal dan yang aktif secara fisik sebelum kehamilan.
  • Penggunaan multivitamin periconceptional yang teratur lebih renah pada kategori Ras kulit hitam, hidup sendiri atau 5 atau lebih orang yang bersamanya, lebih dari 30 jam per minggu menonton TV dan merokok selama kehamilan.
  • Kelahiran bayi dari ibu yang dilaporkan menggunakan multivitamin secara teratur adalah lebih rendah dalam kategori hamil preterm ( < 34 minggu ), berat badan lahir tinggi dan presentil < 5.
  • · Hubungan Penggunaan multivitamin periconceptional dengan SGA yaitu Penggunaan multivitamin periconceptional mengurangi risiko SGA (< 5 precentil) OR 0.64.95% dan CI 0.40,1.03.
  • Penggunaan multivitamin periconceptional tidak memiliki efek pada SGA 5-10 precentile.
  • Hubungan Penggunaan multivitamin periconceptional dengan kelahiran preterm yaitu Penggunaan multivitamin periconceptional mengurangi risiko kelahiran preterm (< 34 minggu) OR 0.29.95, CI 0.13, 0.64.
  • Penggunaan multivitamin periconceptional, tidak ada efek pada kelahiran preterm (34-<37 minggu ).
  • Tidak ada efek pada obesitas, index massa tubuh, ras dan merokok.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...