Induksi ovulasi adalah prosedur pemberian gonadotropin untuk mengovulasikan satu oosit matur pada wanita yang biasanya anovulasi.
Stimulasi ovulasi/super ovulasi adalah suatu prosedur dengan pemberian gonadotropin untuk memperoleh beberapa oosit mature, tidak hanya satu oosit seperti pada siklus normal. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan fertilitas pada wanita yang sudah ovulasi.
Prosedur stimulasi ovulasi dibedakan long protocol dan short protocol.
Long protocol: Pada long protocol, GnRH agonis diberikan mulai hr 21 siklus sebelumnya. Setelah sekitar 2 minggu dilakukan pemeriksaan ultrasound vaginal untuk meyakinkan bahwa ovarium inaktif dan endometrial line tipis. Pemeriksaan kadar hormone dalam darah juga dulakukan untuk mengetahui status ‘down regulation’.
Setelah tercapai down regulation, agonis gnRH tetap diberikan dengan dosis yang diturunkan dan mulai diberikan gonadotripin injeksi seperti FSH untuk menstimulasi ovarium. Inisial dosis gonadotropin ditentukan untuk masing-masing individual. Pada pasien usia <30 tahun dapat diberikan dosis 75-150 iu, pada usia 30-35 tahun diberikan dosis 225-300 iu, pada usia > 35 th diberikan 375-450 iu. Injeksi gonadotropin diberikan sekali sehari selama 10-12 hari, dosis dapat disesuaikan tergantung responnya.
Short protocol: Pada short protocol pemberian GnRH agonis diberikan mulai hari kedua dari siklus dilanjutkan sampai hari HCG. Gonadotropin dimulai pada hari yang sama pemberian GnRH atau sehari setelahnya. Protokol ini diterapkan pada wanita yang sebelumnya berespon jelek pada long protocol, pasien lebih tua dan pada pasien dengan kadar FSH tinggi pada saat awal siklus..
Artikel Terkait:
- Kesuburan, sepenting apa faktor suami?
- Beberapa langkah dalam program ingin anak
- PILIHAN TERAPI DAN KEEFEKTIFANNYA PADA INFERTILITAS YANG TAK TERJELASKAN
- Evidence-based care pada Keguguran berulang
- Hormon Anti Mullerian sebagai penanda PCO
- Sindrom Kallman sebagai penyebab gangguan kesuburan
- Kaitan Antara Serat, Lemak, dan Hormon Androgen
- Hiperandrogenisme
- Keberhasilan Transfer Embrio Beku: Apakah jenis gonadotropin mempengaruhi hasilnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar