Ca endometrium adalah kanker ginekologis yang paling umum ditemukan, tetapi sedikit menyebabkan kematian akibat penyakit keganasan pada wanita. Karsinoma endometrium menduduki ranking keempat setelah keganasan payudara, usus dan paru serta menduduki ranking ketujuh penyebab kematian akibat penyakit keganasan pada wanita. Secara keseluruhan insidensi ca endometrium adalan 2 - 3 %.
Peningkatan angka kejadian ca endometrium berhubungan dengan meningkatnya status kesehatan, sehingga usia harapan hidup kaum wanita semakin tinggi yang mengakibatkan jumlah wanita yang berusia lanjut semakin banyak, yang diiringi dengan penggunaan preparat estrogen eksogen atau penggunaan terapi hormon untuk mengatasi gejala-gejala menopausenya. Sebaliknya penyebab angka kematiannya yang rendah dikarenakan penyakit ini terdiagnosis pada saat stadium awal (berkisar 80 %). Prognosis untuk penyakit ini berkaitan erat dengan stadium bedah, tipe histologis, dan keterlibatan kelenjar getah bening. Sebagian besar (70 - 80 %) jenis karsinoma endometrium adalah adenocarcinoma.
Umumnya ca endometrium dijumpai pada wanita yang berusia 50 - 65 tahun dengan usia rata-rata 61 tahun. Kira-kira 5 % dapat dijumpai pada usia sebelum 40 tahun dan sebesar 20 - 25 % pada usia sebelum menopause. Di Amerika diperkirakan 34.000 kasus baru dengan angka kematian sebesar 6000. Di Kanada insidensinya dilaporkan 14,5/100.000 wanita.
CA 125 adalah antigen permukaan sel yang diekspresikan oleh berbagai jenis sel tumor. Konsentrasi serum umumnya proporsional dengan ukuran massa tumor. Pengukuran kadar CA 125 umumnya digunakan dalam evaluasi dan follow up penderita dengan Ca ovarium. Namun hanya sedikit informasi mengenai korelasi pemeriksaan CA125 praoperasi pada penderita dengan Ca endometrium dan hubungannya dengan stadium penyakit ini.
Seperti dijelaskan di atas, sekitar 80% dari penderita dengan ca endometrium didiagnosis pada tahap awal, ketika prognosis biasanya baik. Namun, 20% lainnya didiagnosis pada stadium yang lebih lanjut. Penentuan stadium lanjut didapatkan ketika operasi dan menjadi sangat penting untuk memandu kebutuhan kemoterapi.
Tujuan referat ini adalah untuk mencari referensi tentang peranan konsentrasi CA125 > 35 kU / L dengan stadium ca endometrium, hubungan konsentrasi CA125 > 35 kU / L praoperasi dengan tipe histologis (sel jernih atau serosa papiler) atau dengan jenis histopatologis lain yang berdifferensiasi buruk, dan prognosis penderita ca endometrium.
KORELASI LEVEL CA125 PRAOPERASI DENGAN STADIUM CA ENDOMETRIUM
Penelitian yang dilakukan oleh Alexandra S. dkk., ini dilakukan secara kohort retrospektif. Subyek adalah semua penderita dengan diagnosis ca endometrium primer di RS Québec antara Oktober 1993 dan Oktober 2003. Diagnosis ca endometrium ditegakkan sebelum operasi dengan biopsi endometrium atau kuretase fraksional. Pemeriksaan praoperasi meliputi riwayat lengkap, pemeriksaan fisik, sinar-X dada, USG perut dan panggul, serum CA125 dilakukan untuk setiap penderita. Stadium digolongkan sesuai dengan stadium FIGO tahun 1998. Seluruh penderita dilakukan sitologi bilasan peritoneal, TAH (total abdominal histerektomi atau total vaginal histerektomi dengan guidance laparoskopi, BSO (bisalfingooforektomi), dan limfadenektomi. Omentectomi dan limfadenektomi para-aorta dilakukan untuk sel papiler subtipe serosa dan tumor stadium III. Data histopatologi tercatat untuk setiap penderita. Penderita yang tidak memiliki data CA125 praoperasi atau yang menjalani operasi di rumah sakit lain dikeluarkan dari penelitian. Wanita dengan masalah medis yang berpotensi meningkatkan tingkat CA125 (endometriosis, neoplasia masa lalu atau aktual lainnya) juga dikecualikan. Efek klinikopatologi kadar CA125 diuji dengan menggunakan fisher exacttest, pengujian chi-kuadrat, dan regresi logistik multivariat.
Sebanyak 351 penderita pada awalnya dimasukkan dalam penelitian ini. Sembilan puluh dua penderita dikeluarkan karena tidak ada pemeriksaan CA125 preoperasi dalam rekam medis mereka. Lima penderita juga dikeluarkan karena memiliki keadaan medis berpotensi meningkatkan kadar CA125. Sehingga didapatkan 254 penderita sebagai subyek penelitian. Usia rata-rata kelompok itu 63,3 ± 11,3 tahun. Seratus delapan puluh lima penderita (73%) memiliki stadium I atau II penyakit dan 68 (27%) memiliki penyakit stadium III atau IV. Dari 68 penderita dengan penyakit stadium III dan IV, 39 (58%) penderita memiliki kadar CA125 ≥ 35 kU/L. Sementara itu dari 186 penderita stadium I dan III, didapat hanya 30 (16%) penderita dengan CA125 ≥ 35 kU/L (OR 7,44; p<0,001). Peningkatan CA125 secara signifikan berhubungan dengan ca endometrium gr III, invasi myometrium, invasi kelenjar limfe, serviks, adneksa, dan metastase jauh.
Sensitivitas CA125 dengan menggunakan nilai cut off 35 kU/L didapatkan 58,2% dengan spesifitas 84%. Nilai prediksi positif adalah 57% dan nilai prediksi negative sebesar 83%.
KORELASI KADAR CA125 PRAOPERASI DENGAN PENYEBARAN EKSTRAUTERIN CA ENDOMETRIUM
Penelitian ini dilakukan oleh Hui antara Januari 2005 hingga Desember 2008 di RS Princess Margaret Hong Kong. Penelitian bersifat kohort retrospektif, dengan 132 penderita Ca Endometrium sebagai subyek. Seluruh penderita menjalani operasi sebagai terapi primer dan pemeriksaan kadar CA125 praoperasi. Penderita dengan sarcoma uteri, high-risk histological subtypes (clear cell, adenosquamous and serous adenoCarcinoma), endometrioid adenocarcinoma, ataupun dengan massa adneksa ≥ 5 cm adalah eksklusi. Operasi yang dilakukan meliputi bilasan peritoneum, histerektomi total, BSO, diseksi kelenjar limfe pelvis dan para aorta.
Dari penelitian ini didapatkan sebanyak 15 (11%) penderita dengan penyebaran ekstrauterine, dan 14 diantaranya bermetastasis ke kelenjar limfe. Invasi dalam myometrium dan metastasis kelenjar limfe didapatkan berhubungan erat dengan kenaikan kadar CA125 praoperasi. Dari kurva ROC didapatkan nilai cut off terbaik sebesar 26,2 kU/L. Kadar di atas nilai ini memiliki sensitivitas 93%, nilai prediksi positif 44%. Hubungan kenaikan kadar CA125 dengan stadium ca endometrium disajikan pada table berikut.
Tabel 1. Hubungan kadar Ca125 dengan Stadium Ca Endometrium
PERANAN PEMERIKSAAN CA125 PRAOPERASI SEBAGAI PREDIKTOR METASTASIS KELENJAR GETAH BENING DAN PROGNOSIS CA ENDOMETRIUM
Penelitian yang dilakukan oleh Chung dkk., ini bertujuan untuk memprediksi nilai CA125 praoperasi dalam hubungannya dengan dugaan metastasis ca endometrium ke kelenjar limfe, sekaligus memperkirakan prognosisnya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode retrospective, dengan 92 penderita sebagai subyek. Keseluruhan subyek telah dipastikan menderita ca endometrium melalui sitologi endometrium. Kadar CA125 diperiksa sebelum operasi. Penelitian dilakukan antara Januari 1999 hingga Februari 2006. Hubungan antara kadar CA125 dengan berbagai tipe histopatologis ca endometrium juga turut dinilai. Analisa statistic meggunakan Chi2/Fisher’s exact test dan regresi logistik.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kenaikan kadar CA125 memiliki korelasi positif dengan stadium lanjut ca endometrium (p<0,001); metastasis kelenjar limfe (p<0,001); invasi miometrium (p=0,001), dan hasil bilasan peritoneum positif (p=0,026). Analisis multivariate menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa metastasis kelenjar limfe memiliki kaitan yang paling erat dengan kenaikan kadar CA125 praoperasi (p=0,004). Penelitian ini juga meyimpulkan bahwa penderita dengan kadar CA125<28,5kU/L memiliki peluang 5 year survival rate yang lebih tinggi (p=0,004).
DISKUSI
CA125 (kanker antigen atau antigen karbohidrat 125) juga dikenal sebagai musin 16 atau MUC16 adalah protein yang pada manusia dikodekan oleh gen MUC. MUC16 adalah anggota dari musin keluarga glikoprotein. CA125 telah diaplikasikan sebagai penanda tumor yang meningkat dalam darah beberapa pasien dengan jenis tertentu kanker, atau kondisi jinak lainnya. CA125 dipakai sebagai penanda untuk ca ovarium, tetapi juga dapat meningkat pada kanker lain, termasuk yang berasal dari endometrium, tuba falopii, paru-paru, payudara dan saluran pencernaan. CA125 juga meningkat pada beberapa kondisi yang relatif jinak, seperti endometriosis, beberapa penyakit ovarium, dan kehamilan. Hal ini juga cenderung meningkat dengan adanya inflamasi di daerah perut.
Jadi, CA125 tidak spesifik untuk kanker jenis tertentu, tetapi cukup sensitif, karena penderita dengan berbagai kondisi di atas akan mengalami peningkatan kadar CA125 dalam darah. Sebagai contoh, 79% dari semua kanker ovarium positif untuk CA125, sedangkan sisanya tidak mengekspresikan antigen ini sama sekali, demikian juga sebaliknya. Peningkatan kadar CA125 pada penderita ca endometrium digunakan sebagai dasar beberapa penelitian pada referat ini dengan berbagai hasil seperti diterangkan di atas.
KESIMPULAN
CA125 (kanker antigen atau antigen karbohidrat 125) juga dikenal sebagai musin 16 atau MUC16 adalah musin keluarga glikoprotein. CA125 telah diaplikasikan sebagai penanda tumor yang meningkat dalam darah beberapa pasien dengan jenis tertentu kanker, atau kondisi jinak lainnya. CA125 biasanya dipakai sebagai penanda untuk ca ovarium, tetapi juga dapat meningkat pada kanker lain, seperti ca endometrium.
Sebuah penelitian menyimpulkan korelasi positif antara peningkatan CA125 secara signifikan dengan ca endometrium gr III, invasi myometrium, invasi kelenjar limfe, serviks, adneksa, dan metastase jauh (cut off 35 kU/L, sensitivitas 58,2%; spesifitas 84%). Penelitian lainnya menyimpulkan hubungan kenaikan kadar Ca125 dengan stadium Ca endometrium (cut off 26,2 kU/L, sensitivitas 93%), korelasi positif kenaikan kadar Ca125 dengan stadium lanjut Ca endometrium (p<0,001); metastasis kelenjar limfe (p<0,001); invasi miometrium (p=0,001), dan hasil bilasan peritoneum positif (p=0,026).
REKOMENDASI
Pemeriksaan rutin kadar CA 125 preoperative dapat digunakan sebagai metode sederhana dalam mendeteksi penderita Ca endometrium stadium lanjut. (IIB)
REFERENSI
1. Alexandra S et al. Preoperative CA 125 Tumour Marker in Endometrial Cancer: Correlation With Advanced Stage Disease. JOGC 2010: 856-60
2. Hui S.K. Preoperative Serum CA125 and Extrauterine Disease in Patients with Endometrial Cancer. HKJGOM 2011; 11: 22-9
3. Chung H.H.,et al. Use of preoperative serum CA-125 levels for prediction of lymph node metastasis and prognosis in endometrial cancer. Acta Obstet Gynecol Scand 2006;85:1501–5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar