Penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi. perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, bertanggung jawab terhadap 28 persen kematian ibu. sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu.
eklampsia merupakan penyebab utama kedua kematian ibu di Indonesia 9rata-rata dunia sekitar 12%). pemeriksaan kehamilan yang teratur sesungguhnya mampu menjamin keselamatan ibu terhadap kematia ibu karena eklampsia.
aborsi yang tidak sesuai prosedur berperan dalam kematian ibu di indonesia yang angkanya mencapai 11 persen (di dunia rata-rata 13). kematian karena aborsi yang tidak aman sebenarnya bisa dicegah jika masyarakat mempunyai jalur informasi dan pelayanan kontrasepsi serta perawatan akibat komplikasi yang ditimbulkan aborsi. data yang cukup mengejutkan datang dari SDKI tahun 2002-2003 dimana terdapat sekitar 7,2 persen kelahiran yang tidak diinginkan.
Infeksi atau Sepsis merupakan faktor lain kematian ibu yang terutama diakibatkan karena higiene yang kurang baik pada proses bersalin atau akibat penyakit yang ditularkan secara seksual. kondisi ini berperan pada 10 persen kematian ibu.
partus lama sering terjadi karena disproporsi kepala panggul, kelainan letak dan gangguan kontraksi rahim. kondisi ini menyebabkan sekitar sembilan persen kematian ibu.
pola penyebab kematian di atas berkaitan dengan pelayanan kebidanan dan neonatal oleh tenaga kesehatan yang memang sangat penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
ada empat strategi utama dalam usaha penurunan kematian ibu. pertama meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dan efektif secara biaya. kedua, membangun kerjasama yang efektif secara lintas program, lintas sektor dan mitra lainnya. ketiga meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan. dan ke empat, mendorong peran masyarakat dalam pelayanan ibu hamil dan bayi baru lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar