Saat ini kita sudah sering mendengar istilah kolposkopi. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan maka metode pemeriksaan juga ikut berkembang. Kolposkopi merupakan pemeriksaan transvaginal dengan menggunakan suatu mikroskop
binokuler setereoskopik dengan lensa obyektif yang memiliki pembesaran 10 s/d
40x dilengkapi dengan sumber cahaya terfokus dengan jarak yang dapat
diubah-ubah. Dengan kolposkopi akan diketahui kelainan yang ada
di servik atau endoservik dengan lebih jelas.
Berikut dijabarkan prosedur
pemeriksaan kolposkopi:
1.
Setelah spekulum dipasang oleh
satu tangan pemeriksa, sementara tangan lain menempatkan kolposkopi pada jarak
25 – 30 cm dengan serviks, fokus cahaya diatur sehingga sinar jatuh pada
serviks/portio.
2.
Lendir vagina dibersihkan
dengan lidi kapas kering atau lidi kapas yang telah dibasahi dengan saline.
3.
Pembesaran awal yang digunakan
adalah 5x sampai 10x
4.
Serviks sebaliknya dibersihkan
dengan lidi kapas yang diberi saline secara hati-hati agar tidak terjadi
abrasi.
5.
Periksa lesi pada serviks
secara keseluruhan, struktur vaskularisasi, dan bentuk epitel.
6.
Filter hijau dipergunakan untuk
melihat struktur vaskuler lebih jelas, vaskuler akan berwarna hitam dan latar,
belakang hijau luscent epitel abnormal akan tampak lebih menonjol daripada
epitel yang normal.
7.
Acetic acid 3 – 5% diusapkan
dipermukaan serviks secara hati-hati. Cara lebih baik adalah menyalurkan
larutan acetic acid dari permukaan atas
8.
serviks ke bawah dengan lidi
kapas. Dengan mempergunakan acetic acid 3% akan timbul warna keputihan pada
epitel selama 3 menit. Dengan mempergunakan acetic acid 5% eceto white change
timbul lebih cepat, akan tetapi mungkin pasien mengeluh kesakitan (seperti
terbakar)
9.
Pemberian acetic acid dapat
diulang beberapa kali selama pemeriksaan
10. Kemudahan jaringan dilihat dengan pembesaran 5x sampai 16x, bila
ditemukan struktur vaskuler yang abnormal, pembesaran dinaikkan 25x bahkan
sampai 40x. Untuk lebih kontras dipergunakan filter hijau
11. Untuk pemeriksaan kanalis endoserviks yang lebih dalam, dipergunakan
spekulum endoserviks
12. Pewarnaan dengan lugol iodine sebaiknya dilakukan pada akhir
pemeriksaan. Larutan yang dipergunakan adalah lugol’s (5% iodine dan 10% KI dalam
air) dan Schiller’s (1 gr iodine murni dan 2 gr KI dalam 300 ml air)
13. Epitel skuamous yang matur akan berwarna coklat tua (mengandung
glikogen tinggi) sedangkan epitel
kolumnar, epitel skuamous yang atrofi, epitel yang mengalami metaplasma dan
epitel displastik tidak terwarnai dengan iodine
14. Pewarnaan dengan iodine tidak spesifik area dengan kelainan maligna
ataupun benigna dapat bereaksi positif dengan iodine
15. Setelah ditentukan area-area dengan kemungkinan abnormalitas
terbesar, kemudian dilakukan biopsi terarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar