Laman

Selasa, Juni 12, 2012

Kesuburan, sepenting apa faktor suami?

 
kualitas sperma
Kesuburan seringkali dikeluhkan oleh perempuan. Mungkin karena anggapan bahwa kesuburan diperankan oleh istri semata, sedangkan suami dianggap bebas dari penyebab masalah ini.
Mari kita lihat dari sejak awal proses tumbuhnya janin. Pada hari ke 0, sperma bertemu dengan sel telur yang kemudian berubah menjadi embrio yang terus membelah dan membesar hingga akhirnya genap 9 bulan yang kemudian akan dilahirkan.

Orang sering lupa, atau mungkin menganggap remeh peran dari suami dalam hal ini. Padahal tanpa ada sperma yang sehat tidak mungkin pembuahan akan terjadi walaupun dengan bayi tabung sekalipun. Lalu apa dan bagaimana sperma tersebut berperan dalam proses pembuahan?
Untuk mengetahui keadaan sperma, kita bisa melakukan pemeriksaan yang disebut analisis sperma. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas sperma apakah baik atau tidak. Dalam analisis sperma ada beberapa hal yang diteliti antara lain:
1. jumlah sperma
jumlah normal sperma adalah 20 juta tiap mililiter. Jumlah sperma dibawah jumlah tersebut dikatakan Oligospermia. bagaimana jumlah tersebut bisa mempengaruhi kesuburan? Katakanlah jumlah sperma 19 juta per mililiter. Tampaknya jumlah ini sangatlah banyak dan lebih dari cukup karena yang diperlukan hanya 1 buah sperma saja untuk membuahi. Tapi kenapa jumlah tersebut masih dikatakan kurang? Perlu diketahui bahwa perjalanan sperma untuk bertemu sel telur sangatlah jauh, bisa mencapai ribuan kilometer. Dari jumlah 19 juta tadi hanya beberapa buah saja yang mampu mendekati sel telur dan tentunya sperma yang tersisa adalah sperma yang terbaik. Ini sebenarnya merupakan salah satu proses seleksi alam, hanya yang terbaik saja yang akan menjadi embrio karena kelak dia harus mampu mengahadapi kerasnya “kehidupan”.
2. Motilitas sperma
Tidak cukup hanya jumlah saja yang harus di atas 20 juta, tetapi gerakan atau motilitas sperma juga harus kuat. Sperma harus memiliki gerakan maju dan cepat agar mampu mendekati sel telur secara efisien. Setidaknya sebanyak 50% dari sperma harus memiliki kemampuan ini. Jika gerak sperma tidak baik maka dia tidak akan mampu mencapai sel telur.
Jika dari semua sperma yang memiliki gerakan maju dan cepat jumlahnya kurang 50% dikatakan sebagai asthenospermia
3. Morfologi
Bentuk sperma yang normal adalah kepala oval, tubuh yang langsing dan ekor panjangnya sembilan kali panjang kepala. bentuk yang tidak normal dikatakan sebagai teratospermia.
Adapun faktor yang mempengaruhi perubahan morfologi adalah:
  • Fungsi testis, makin banyak kepala normal berarti fungsi tesis baik.
  • Gangguan pada epididymis, misalnya: radang, varikokel
  • Abstinentia seksualisnya kurang lama atau sering ejakulasi.
Bentuk sperma yang tidak normal akan mempengaruhi kemungkinan kehamilan secara alami.
Selain karena penting, faktor mudah dan murahnya pemeriksaan analisis sperma, maka pada pasangan yang mengikuti program ingin anak yang pertama dikerjakan adalah pemeriksaan analisis sperma sebelum pemeriksaan yang lebih detail pada pihak istri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar