Laman

Jumat, Desember 09, 2011

Serum Protein Marker untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium

kanker ovarium
Ada dua alternatif yang dilaporkan untuk deteksi dini kanker ovarium dengan menggunakan serum biomarker. Pendekatan yang pertama adalah analisis sampel serum dengan spektrometri untuk mencari protein atau fragmen protein yang belum dikenal yang dapat mendeteksi keberadaan atau tidak adanya kanker. Alternatif ke dua dengan analisis terhadap ada tidaknya suatu protein atau peptida dalam serum menggunakan antibodi ELISA atau pendekatan lain sebagai kombinasi biomarker dengan peningkatan spesifitas dan sensitivitas CA-125 terhadap kanker ovarium.
 
Biomarker yang biasa digunakan adalah CA-125, yang mengidentifikasi glikoprotein dari permukaan sel. Meskipun CA-125 meningkat pada 82% wanita dengan EOC yang lanjut, tapi mempunyai aplikasi klinis yang sangat terbatas dalam mendeteksi pada stadium dini dengan positive predicting value (PPV) <10%. Meski ditambah dengan skrining ultrasonografi penggunaan CA-125 meningkatkan PPV hanya sekitar 20%. Secara efisien kombinasi CA-125II ( berisi antibodi M11), CA-72-4 dan makrofag-colony stimulating factor (M-CSF) meningkatkan sensitivitas secara signifikan dari 45% menjadi 70% dibanding penggunaan CA-125 tunggal.
Pendekatan tersebut memang berhasil menambah sensitivitas dan spesifitas deteksi dini tetapi kombinasi biomarker tetap gagal untuk mendeteksi secara signifikan kejadian EOC stadium I/II. Identifikasi marker spesifik lain untuk deteksi dini EOC sangat penting untuk meningkatkan kemampuan deteksi secara akurat perubahan premalignan atau stadium dini EOC pada wanita yang asimtomatik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar