Laman

Rabu, Januari 04, 2012

Anemia dalam Kehamilan

anemia

Anemia merupakan penyakit yang masih cukup tinggi prevalensinya di negara berkembang terutama kelompok risiko tinggi seperti: ibu hamil dan menyusui, anak sekolah dan prasekolah dan pekerja fisik berpenghasilan rendah yang penyebabnya oleh karena faktor gizi dan kecacingan. Gejala umum anemia seperti: lesu, letih, pucat, cepat lelah, berkunang-kunang dan gampang mengantuk merupakan gejala klinis yang mudah diketahui. Di daerah endemis malaria, penyakit ini merupakan salah satu penyebab anemia.

Anemia zat besi merupakan anemia gizi yang prevalensinya masih cukup tinggi di masyarakat terutama pada ibu hamil yang bermukim di daerah pedesaan. Diperkirakan 70% wanita hamil di Indonesia menderita anemia kurang zat besi dan menurut hasil SKRT 1986 kadar Hb rata-rata ibu hamil di Indonesia adalah 8,7 g/d1(2). Batas normal kadar Hb pada wanita dewasa adalah 12-14 g/dl, sedang pada wanita hamil dengan kadar Hb 11 g/dl masih dianggap normal. Bila kurang

dari 11 g/dl dinyatakan sebagai anemia.

Menurut WHO, kadar Hb wanita hamil dibagi menjadi 3 katagori :

- Normal : 11 g/dl atau lebih,

- Anemia ringan : 8 - < 11 g/dl dan

- Anemia berat : < 8 g/dl.

Anemia pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan. Ibu hamil dengan anemia bisa melahirkan bayi prematur dan bayi BBLR. Sedang pada anak sekolah bisa mempengaruhi fungsi kognitif seperti konsentrasi belajar dan kemampuan akademik menjadi rendah(2). Intervensi yang paling mudah dan paling luas jangkauannya adalah melalui institusi Posyandu dan Puskesmas. Kebijaksanaan pemerintah adalah memberikan tablet Fe (Fe sulfat 320 mg dan asam folat 0,5 mg) untuk semua ibu hamil sebanyak satu kali satu tablet selama 90 hari. Diperkirakan jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 1000 mg di samping yang berasal dari makanan.

Anemia merupakan salah satu dari sekian banyak kelainan hematologi yang terjadi dimasyarakat. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan serta batas anjuran yang direkomendasikan oleh WHO Scientifik Group, diperkirakan 30% dari 5 milyar penduduk dunia menderita anemia (>700 juta manusia). Prevalensi anemia dimasyarakat pada berbagai kelompok umur saat ini masih cukup tinggi. Bersadarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 1992, prevalensi anemia pada balita dan remaja berturut-turut 55,1%, 40% sedangkan pada ibu hamil sebesar 45%.

Penyebab utama kematian maternal adalah disebabkan oleh 3 hal yang pokok yaitu perdarahan dalam kehamilan (anemia), preklampsi/eklamsi dan infeksi. Pada masa sekarang oleh perkembangan pertambahan jumlah tenaga medis terutama dokter kebidanan yang banyak maka kasus tersebut diatas telah menurun, tetapi kematian ibu akibat anemia karena perdarahan masih tetap sebagai faktor utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar