Laman

Minggu, Januari 23, 2011

KANKER VAGINA protap HOGI


I. Pendahuluan

Kanker vagina merupakan kanker yang jarang ditemukan dan hanya kurang lebih 1% dari kanker ginekologis. Meskipun demikian vagina juga merupakan tempat metastasis yang lazim ditemukan akibat dari perluasan metastasis dari kanker serviks, kanker vulva atau akibat metastasis hematogen dari kanker endometrium dan kanker trofoblas maupun ovarium.
Kebanyakan kanker vagina terjadi pada penderita pascamenopause, dengan gambaran histopatologis 95% adalah skuamo.

1.1  Diklasifikasikan sebagai karsinoma vagina apabila:
Lesi primernya berasal dari vagina, dan tidak ditemukan lesi primer dari organ lain yang bermetastase ke vagina.
Apabila lesi meluas sampai ke portio dianggap sebagai kanker serviks.
Pertumbuhan tumor yang terbatas  pada uretra dianggap sebagai kanker uretra. Tumor yang mencapai vulva dikategorikan sebagai kanker vulva.
      
1.2  Aliran Limfatik
Dua per tiga atas vagina aliran limfe ke kelenjar pelvis berjalan paralel dengan arteri uterina dan dan arteri vagina ke obturator dan hipogastrik dan KGB iliaka eksterna.
Sepertiga bawah vagina aliran limfe ke kelenjar  inguino-femoral, dan beberapa lesi di antaranya melalui presakral.
               
1.3  Metastasis
Metastasis jauh yang sering ditemukan di antaranya di paru-paru liver dan tulang. Penentuan stadium secara klinis sama seperti penentuan stadium pada kanker serviks.


II.    Skrining
Pemeriksaan skrining pada pasien setelah dilakukan histerektomi pada kasus tumor jinak tidak bermanfaat, akan tetapi pada pasien dengan riwayat CIN dan riwayat menderita invasif neoplasia meningkatkan terjadinya risiko keganasan pada vagina dan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dengan test pap.

III.  Manifestasi Klinis
Pada umumnya pasien mengeluhkan adanya perdarahan tanpa adanya nyeri, dan diagnosis difinitif dapat dibuat dengan melakukan biopsi dari lesi yang nampak dari pemeriksaan inspekulo.  Biasanya hal ini dapat dilakukan di poliklinik, akan tetapi dalam keadaan khusus pemeriksaan perlu dilakukan dengan anaesthesia.

IV. Kriteria Diagnosis
Penentuan stadium kanker vagina sama dengan penentuan stadium secara klinis dari kanker serviks.
Skuamosa sel karsinoma merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada vagina, sedangkan adenokarsinoma  sangat jarang ditemukan.

      Stadium Klinis FIGO :
Stadium  0    :  Karsinoma in situ, VAIN grade 3
Stadium  I    : Karsinoma terbatas pada dinding vagina
Stadium  II   : Karsinoma mengenai jaringan sub vagina
                        Subvagina, belum mencapai dinding pelvis
Stadium III : Karsinoma telah mencapai dinding pelvis
Stadium IV :  Karsinoma telah meluas melewati pelvis
                        atau mengenai mukosa kandung kencing
                        atau rectum; adanya bullous edema.
Stadium IVA: Tumor telah mencapai mukosa kandung
                        Kencing dan atau rectum dan atau meluas
                        Melewati pelvis.
Stadium IVB:       Metastasis jauh.
V.    Diagnosis Differensial
-    Kanker serviks
-    Kanker vulva
-    Kanker metastasi, misal : Tumor Trophoblast Ganas

VI. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Kolposkopi vagina sangat membantu dalam menemukan lesi yang ecara makroskopis tidak tampak, dengan menambahkan larutan Lugol-iodine.  Eksisi kolposkopi dengan anaesthesia diperlukan pada temuan lesi yang mencurigakan.

VII.    Konsultasi
- Dokter Spesialis Ginekologi Onkologi
         - Dokter Spesialis Radioterapi
         - Dokter Spesialis Konsultan Onkologi Medik


Pembedahan
Stadium I, dan lesi mengenai vagina belakang atas.
Bila uterus masih ada dilakukan histerektomi radikal, limfa-denektomi pelvis dan vaginektomi parsialis.
Pada pasien dengan pascahisterektomi dilakukan vaginektomi radikal, limfadenektomi pelvis.
Pada wanita muda dilakukan transposisi ovarium dan limfa-denektomi pada kelenjar yang membesar sebelum tindakan radiasi.
Pada Stadium IVA terutama bila ada fistula, pilihannya adalah melakukan eksenterasi dengan dilakukan limfadenektomi atau dilakukan radiasi pre operatif.
Deseksi kelenjar inguinal dilakukan pada tumor yang telah menginfiltrasi 1/3  bawah vagina.



Radiasi :
Dapat dilakukan pada semua pasien, kecuali pasien yang disebutkan di atas.  Radiasi yang diberikan adalah radiasi eksterna dikombinasi dengan intrakaviter/interstisial. Pada stadium I/II dengan lesi kecil cukup radiasi intrakaviter saja. Untuk lesi  besar, radiasi dimulai dengan radiasi eksterna     5.000 cGy pada tumor prim\er, kemudian diberikan radiasi KGB inguinal.



IX. Bagan Penanganan Kanker Vagina Jenis Skuamosa

X.  Pengamatan Lanjutan
Pemeriksaan klinis, Inspekulo, colok dubur dilakukan pada setiap kunjungan untuk mencari kemungkinan rekurensi. Pemeriksaan penunjang lain dilakukan hanya atas indikasi.
Pengamatan lanjutan dilakukan tiap tiga bulan pada tahun pertama dan selanjutnya tiap 4-6 bulan, hingga dilakukan pengamatan lanjutan tiap tahun setelah 5 tahun berikutnya.


Daftar Pustaka
1.        Benedet JL, Hacker NF, Ngan HYS, Bender H, Jones III H, Kavanagh J, Kitcheser  H, kohornE, Pecorelli S, Thomas G. Staging classification and clinical practice guidelines of gynaecologic cancers. Elsevier. 2003: 26–35.
2.        Hacker NF, Vaginal Cancer. In Berek JS, Hacker NF. Eds Practical Gynecologic Oncology Ed.4. Lippincott Williams and Wilkins 2005; 585-599.
3.        Tjalma WAA, Monaghan JM, de Barros Lopes A, Naik R, Nordin AJ, Weyler JJ. The Role of surgery in invasive squamous carcinoma of the vagina. Gynecol Oncol 2001; 81 : 360-365
4.        Benedet JL, Pecorelli S, Ngan HYS, Hacker NF. Staging Classifications and Clinical Practice Guidelines for Gynaecological Cancers A Collaboration betwewn FIGO and IGCS. Elsevier 2006;26-35.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar