Laman

Jumat, Juli 30, 2010

Pemeriksaan Usap Vagina atau Pap's smear

Pap's smear adalah tes yang dilakukan dengan mengambil sedikit sel dari lendir mulut rahim. Lendir diambil dengan alat berupa sendok kayu kecil (spatula) dan sikat khusus yang amat halus. Kemudian, lendir itu dioleskan dan direkatkan pada sejenis kaca objek untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop oleh patolog di laboratorium.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada di leher rahim atau untuk menilai kondisi sel-sel leher rahim. Perlu diketahui, keadaan sel-sel rahim selalu berubah sesuai siklus. Selain itu, pemeriksaan ini secara tidak langsung juga berguna untuk mengetahui fungsi hormonal. Hormon estrogen dan progesteron diketahui dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pada sel-sel selaput lendir vagina. Pap's smear yang mulai diperkenalkan sekitar tahun 1940-an mampu mendeteksi lebih dari 90 persen kanker leher rahim tahap awal yang masih bisa disembuhkan.

Kanker ini tumbuh secara perlahan, kadang butuh waktu 10 sampai 20 tahun. Mulanya terjadi perubahan sel-sel di permukaan leher rahim. Para dokter menyebut sel-sel abnormal ini pra-kanker. Sel-sel tersebut lama kelamaan berubah menjadi kanker. Kadang sebagian ketidaknormalan ini lenyap begitu saja, tetapi banyak juga yang berkembang terus. Umumnya, keadaan pra-kanker tidak menimbulkan gejala apa pun termasuk rasa sakit. Siapa Saja Yang Harus Melakukan ? Semua wanita yang telah melakukan hubungan seksual wajib melakukan Pap's smear, termasuk remaja sekalipun. Sedikitnya lakukan Pap's smear 2 tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama. Sedikitnya diperlukan waktu 2 tahun dari awal timbulnya pencetus hingga terjadi kelainan. Lakukan Pap's smear berikutnya 1 sampai 3 tahun kemudian. Umumnya disarankan untuk melakukan Pap's smear setahun sekali atau tergantung pada catatan kesehatan yang dimiliki. Alangkah baiknya bila dilakukan konsultasi dengan dokter kandungan/bidan anda sebelum melakukan tes. Pap's smear aman dilakukan pada saat hamil. Wanita yang rahimnya telah diangkat dan pengangkatan itu bukan karena kanker, tidak perlu melakukan Pap's smear. Untuk wanita yang telah berusia 65 tahun atau lebih dan sudah pernah melakukan Pap's smear dengan hasil normal selama 3 kali berturut-turut, tak perlu melakukan tes lagi. Wanita yang berisiko tinggi perlu lebih sering menjalani tes ini.

Dikatakan berisiko bila :
  • Telah melakukan kegiatan seksual sejak remaja
  • Suka berganti-ganti pasangan.
  • Menderita penyakit akibat hubungan seksual, termasuk kutil pada alat kelamin.
  • Hasil Pap's smear menunjukkan ada sesuatu yang tidak normal atau gejala kanker.
  • Anda seorang perokok.

Waktu Yang Tepat Untuk Tes Lakukan pada hari ke-9 atau ke-10 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Jangan lakukan hubungan intim 2 x 24 jam sebelum melakukan tes. Jangan cuci wilayah vagina dengan sabun atau cairan antiseptik karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi kondisi sel dindingnya.

Keakuratan Pap's Smear
Ada kemungkinan sel-sel abnormal di dinding leher rahim tidak terdeteksi, sehingga hasilnya "negatif/palsu". Itu sebabnya perlu dilakukan Pap's smear secara teratur. Ketidakakuratan itu bisa terjadi karena : Sel-sel abnormal terhapus oleh gerakan hubungan seksual atau Anda membasuhnya sebelum pemeriksaan. Dokter tidak cermat saat mengambil contoh sel dari leher rahim, sehingga ada sel-sel abnormal yang terlewatkan. Atau, dokter tidak mengoleskan contoh sebagaimana mestinya atau tidak menempatkan sel-sel itu sesegera mungkin dengan cara yang benar.

Pap Net Bila ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, cobalah Papnet. Pap's smear dan Pap net sama saja, hanya pemeriksaannya yang berbeda. Pap net adalah pemeriksaan sel leher rahim dengan bantuan komputer canggih. Kelebihannya, alat ini dapat mengidentifikasi sel-sel abnormal atau sel-sel prakanker walaupun jumlahnya masih sedikit sekali. Bahkan jika jumlah selnya hanya 5 pun keberadaannya sudah bisa terdeteksi. Umumnya, pembesaran komputer yang digunakan mencapai 50, 200 dan 400 kali. Hanya saja, sebagai konsekuensinya biaya yang dikenakan pun menjadi lebih mahal dibanding Pap's smear.

Contributed by Swastioko Budhi Suryanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar